Era ‘New Normal’ Kehidupan Lebih Tertib dan Sehat

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Dekan FISIPOL UGM, Prof. Erwan Agus Purwanto, PhD, menyebutkan, New Normal merupakan cara baru dalam menjalani hidup. Artinya, manusia menjalankan kegiatan ekonomi, sosial dan keagamaan dengan COVID 19.

Dekan FISIPOL UGM, Prof. Erwan Agus Purwanto, PhD, ditemui Rabu (10/6/2020) – Foto: Ranny Supusepa

“Faktanya, manusia tidak bisa terus-terusan dikurung. Manusia tetap harus hidup secara normal dengan konsekuensi adanya potensi tertular. Sehingga dibutuhkan gaya hidup baru yang menurunkan potensi penularan tanpa mengurangi aktivitas mereka,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Secara teori, manusia membutuhkan konsumsi dan sosial dalam hidupnya.

“Kalau butuh konsumsi, artinya sektor produksi juga harus bergerak. Dan secara sosial, manusia yang terkurung memiliki potensi terganggu secara psikologis. Bahkan, bisa mempengaruhi sistem imunitas tubuh manusia itu sendiri,” ujarnya lagi.

Karena alasan tersebutlah, penerapan New Normal menjadi suatu keharusan. Tapi, Erwan menegaskan, butuh suatu mekanisme yang membuat sistem ini tidak dilepas begitu saja.

“Jadi seperti mobil saja. Ada sistem gas dan remnya. Ada saatnya digas dan ada saatnya direm. Penerapan ini harus disertai pemahaman masyarakat terkait COVID 19 ini, disiplin dan daya tahan masyarakat untuk menjalani protokol kesehatan dengan konsisten serta penerapan norma baru dalam berinteraksi,” pungkasnya.

Lihat juga...