Wilayah Sumbar Dilanda Angin Kencang, Ini Penyebabnya

Editor: Makmun Hidayat

PADANG — Angin kencang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat sejak tiga hari belakangan ini. Kondisi ini membuat masyarakat khawatir serta membuat para nelayan urung untuk pergi melaut.

Kasi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Yudha Nugraha, mengatakan, berdasarkan pantauan dinamika atmosfer, kondisi angin kencang terjadi akibat adanya daerah pusat tekanan rendah, yang diprediksi menjadi siklon tropis yang berada di perairan sebelah barat daya Pulau Sumatera.

Sehingga dengan adanya pusat tekanan rendah ini, turut meningkatkan momentum pergerakan massa udara yang masuk ke pusat tekanan rendah tersebut. Hal itu dapat meningkatkan kecepatan angin di daerah dekat, dengan pusat tekanan rendah tersebut.

“Kecepatan angin maksimum yang tercatat di BMKG Minangkabau 24 knots atau 43 km per jam. Untuk angin itu tidak berlangsung selama 24 jam, tapi cenderung terjadi pada waktu saat sore-malam hari,” ujarnya, via pesan singkat, Kamis (21/5/2020).

Dikatakanya, dengan adanya tekanan rendah itu itu, daerah Sumatera yang berada dekat dengan daerah pusat tekanan rendah tersebut ikut terkena dampak peningkatan kecepatan angin, termasuk juga di wilayah Sumatera Barat.

Selain itu adanya pusat tekanan rendah di perairan juga berpotensi meningkatkan tinggi gelombang perairan samudera Hindia, termasuk perairan Mentawai. Karena dari pantauan BMKG, gelombang laut kini berkisar antara 1,5 hingga 2,5 meter di selat Mentawai, dan dapat mencapai 4 meter di perairan barat Mentawai.

“Kami mengimbau bagi kapal nelayan kecil untuk mewaspadai tinggi gelombang tersebut, yang termasuk kategori sedang hingga tinggi dalam melakukan aktivitasnya dalam melaut,” katanya.

Lihat juga...