Tingkatkan Produktivitas Pangan dengan Mengoptimalkan Lahan Rawa

Oleh karena itu, kegiatan pengoptimalan lahan rawa berfokus pada perbaikan infrastruktur lahan dan air.

Hal itu dilakukan dengan prioritas pada kegiatan perbaikan tata air mikro, rehabilitasi atau pembangunan pintu-pintu air, pembangunan atau pembenahan infrastruktur lainnya di lahan rawa, serta peningkatan kualitas atau kesuburan lahan rawa.

“Optimasi lahan rawa kini jawaban untuk memastikan ketahanan pangan Indonesia terus terjaga di masa depan. Terutama dengan terus meningkatnya kebutuhan konsumsi masyarakat,” kata Syahrul.

Sementara itu, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, menjelaskan, pada 2019, Provinsi Kalimantan Selatan dialokasikan kegiatan optimasi lahan rawa seluas 120.000 ha di sembilan kabupaten.

Dengan teknologi, lahan rawa mampu meningkatkan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 200, dan juga produktivitas, manfaatnya terasa bahkan hingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

“Jika minimal luasan yang ditanam mencapai 80.000 ha dengan provitas 5 ton per hektare maka dapat menambah produksi mencapai 400.000 ton. Jika terus bisa dilakukan pertanaman kembali di musim tanam kedua program rawa ini dapat memberikan nilai tambah bagi petani,” kata Sarwo.

Ia menjelaskan lokasi-lokasi yang masuk ke wilayah pengoptimalan lahan rawa akan mendapatkan bantuan sarana produksi pertanian seperti herbisida, dolomit, benih, pupuk hayati, dan bantuan lainnya dari pemerintah.

Program ini merupakan upaya peningkatan peran petani dan kelompok tani/gabungan kelompok tani, penumbuhan dan pengembangan kelompok tani untuk melaksanakan usaha tani, serta pengembangan kawasan dan/atau klaster berbasis korporasi petani.

Lihat juga...