Taman Dipangga Wahana Rekreasi Warga Teluk Betung

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Sempat mengalami kerusakan pada sejumlah titik pembenahan dilakukan pada tahun 2019. Penambahan tulisan besar (giant letter) bertuliskan Taman Dipangga Polda Lampung berwarna biru dan kuning. Monumen Krakatau yang semula berbentuk bulat pada bagian bawah diubah keseluruhan menjadi limas. Monumen kini berbentuk segi delapan atau oktagon.

Usai melakukan kegiatan olahraga, rekreasi pengunjung bisa melihat relief letusan Krakatau. Relief tersebut berupa gambar kepundan Krakatau yang mengeluarkan asap letusan, kapal-kapal di Teluk Lampung yang terkena gelombang tsunami.

Salah satu kapal yang terimbas tsunami adalah kapal Belanda bernama De Broch yang terdampar tak jauh dari lokasi monumen Krakatau.

“Ada sebanyak delapan bidang pada area monumen yang berisi relief soal ledakan Gunung Krakatau, dan pada bagian atas ada pelampung kapal de Broch,” cetusnya.

Terlepas dari nilai sejarah taman tersebut, lokasi Taman Dipangga cukup asri. Sebab sejumlah pohon rindang dengan fasilitas bangku-bangku taman membuat spot tersebut bisa digunakan untuk bersantai.

Sejumlah remaja di sekitar Kelurahan Talang kerap memakai halaman yang luas pada taman untuk bermain bola, bulutangkis dan skateboard. Pada bulan Ramadan usai olahraga taman bisa dipakai untuk bersantai.

Stevani menyebut sebagai ruang terbuka hijau sejumlah titik pada taman Dipangga tidak terawat. Sebab sejumlah rumput, tanaman bunga dibiarkan tidak terurus. Meski demikian keberadaan pohon trembesi dengan kanopi yang lebar bisa memberi kesejukan bagi pengunjung. Sejumlah tempat duduk bisa digunakan untuk bersantai.

“Lokasinya yang ada di bukit membuat pemandangan Teluk Lampung terlihat jelas,” terang Stevani.

Lihat juga...