Tak Ada Pemasukan, Bhayangkara FC Digalaukan THR Pemain
JAKARTA – Manajemen Bhayangkara FC mengaku galau mengenai pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) untuk anggota skuat mereka yang biasanya diberikan setiap tahun.
Klub kini dihadapkan pada situasi terhentinya pemasukan karena imbas dari pandemi COVID-19. “Tahun lalu pemain, ofisial, dan staf memang mendapat THR. Tapi sekarang saya tidak tahu mau jawab seperti apa,” ujar Chief Operating Officer Bhayangkara FC, Sumardji, Minggu (17/5/2020).
Sumardji menyebut, tidak adanya kompetisi akibat pendemi, membuat pemasukan dari sponsor juga terimbas. Apalagi pandemi tidak hanya memukul satu sektor, namun berdampak kepada seluruh aspek. “Saat ini kami sudah bingung karena sponsor sudah stop jadi tidak ada pemasukan,” tandasnya.
Walaupun kompetisi dihentikan, klub juga tetap harus menggaji para pemainnya, meski PSSI memberikan keringanan, mereka bisa membayar 25 persennya saja. Dengan kondisi tersebut, Sumardji menolak adanya wacana pemangkasan dana subsidi oleh PT. LIB, demi jalannya operasional klub. Rencananya, dana subsidi untuk tiap klub yang dikucurkan Rp520 juta, dipangkas menjadi Rp350 juta.
Sementara untuk Liga 2, dari semula Rp250 juta menjadi Rp100 juta. Persipura dan Persiraja Banda Aceh mendapatkan dana lebih besar yakni Rp570 juta, namun operator liga akan memukul rata pencairan pada tahap kedua.
Untuk itu, Sumardji meminta PT. LIB memberikan kejelasan perihal dana subsidi tahap kedua yang belum dicairkan. Kejelasan dana subsidi ini akan dibawa dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Senin (18/5/2020) besok. “Kami ingin tanya masalah subsidi ini, kepastiannya seperti apa. Kami sudah tidak ada pemasukan lagi dari sponsor,” pungkasnya. (Ant)