Siasati Pembatasan dengan Bersilaturahmi ‘Online’

Editor: Makmun Hidayat

Pemerhati Islam M. Ramdlan Nurrohman memaparkan bahwa silaturahim berasal dari Bahasa Arab, yaitu dari kata shilah dan ar-rahim. 

“Kata shilah adalah bentuk mashdar dari kata washola-yashilu yang berarti ‘sampai, menyambung’. ar-Raghib al-Asfahani berkata, yaitu menyatunya beberapa hal, sebagian dengan yang lain (al-Mufradat fi Gharibil Qur-an, hal. 525). Adapun kata ar-rahim, Ibnu Manzhur rahimahullah berkata adalah hubungan kekerabatan, yang asalnya adalah tempat tumbuhnya janin di dalam perut (Lisanul ‘Arab). Jadi, silaturahim artinya adalah menyambung tali persaudaraan kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab,” kata Ramdlan saat dihubungi terpisah.

Pemerhati Islam M. Ramdlan Nurrohman bersama istri, saat dihubungi Senin (25/5/2020). -Foto Ranny Supusepa

Adapun dengan penggunaan teknologi saat silaturahmi, lanjutnya, sebenarnya juga sudah dilakukan sebelum ada teknologi mutakhir yang bisa melakukan visual gambar dan suara secara real time. 

“Beberapa masa silam masyarakat sudah terbiasa dengan mengirimkan kartu pos, kartu lebaran, surat, atau saling berkirim makanan atau rantangan sebagai bagian dari upaya menjaga silaturahmi,” ujarnya.

Kemudian, muncul teknologi telepon dan perangkat yang bisa mengirim teks dalam format yang sederhana (SMS).

“Maka banyak orang memanfaatkan model ini untuk upaya yang niatnya sama seperti pada upaya awal,” ujarnya lagi.

Keunggulan penggunaan media berkirim kabar ini memiliki keunggulan dalam kapasitas kecepatan sampainya kabar dalam hitungan detik (real time). Karenanya, sangat disenangi oleh banyak kalangan.

Lihat juga...