Menikmati Konjungsi Segitiga di Langit Penghujung Mei 2020
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Mendekati penghujung bulan Mei, pecinta langit disuguhi pemandangan indah konjungsi segitiga antara Bulan, Merkurius dan Venus.
Founder Langit Selatan, Avivah menyampaikan konjungsi ini terjadi saat Bulan masih berumur sangat muda, yaitu dua hari.
“Pengamatan dilakukan saat Matahari terbenam pada hari Minggu (24/5). Ketinggian Venus di 10 derajat dan Merkurius di 13 derajat,” kata Avivah saat dihubungi, Senin (25/5/2020).

Saat konjungsi, lanjutnya, Bulan hanya menerima tiga persen iluminasi cahaya Matahari, sehingga agak sulit untuk diamati. “Jarak Bulan dengan Merkurius hanya 2,76 derajat. Dan jarak dengan Venus 2,6 derajat,” ujarnya.
Astronom Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) Widya Sawitar menyatakan konjungsi merupakan kesearahan lokasi benda langit apabila diamati dari Bumi.
“Lebih teknisnya terkait kesamaan dalam parameter asensiorekta atau lintang ekliptika. Sifatnya pun kadang istimewa, kadang suatu yang rutin terjadi,” ujarnya saat dihubungi terpisah.
Objek langit pun beraneka yang dapat dilibatkan, tidak sebatas Matahari, Bulan, dan planet.
“Sebagai contoh semisal konjungsi Bulan dan planet yang sering ditentukan berdasarkan patokan Matahari. Tatkala benda langit tersebut searah pandang lokasinya atau berkonjungsi dengan Matahari, maka terbitnya bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi, tentu akan sulit bahkan tidak dapat disaksikan. Dengan kata lain, besar sudut elongasinya sebesar 0 derajat. Apabila terjadi antara Matahari dan Bulan, maka fenomena konjungsi itu yang rutin adalah berdampak pada fase Bulan di mana kala itu Bulan disebut Bulan Mati, menjelang Bulan Baru. Apabila konjungsinya sempurna atau benar-benar searah, maka fenomena Gerhana Matahari akan terjadi,” urainya.