Rezeki Tiban Pedagang Musiman Selongsong Ketupat
Editor: Makmun Hidayat
“Lumayan buat Lebaran, tapi itu tahun lalu. Sekarang ini meski ramai, namun tidak seperti tahun kemarin. Tapi tetap saya syukuri, daripada di rumah saja, apalagi sekarang ini trayek sedang sepi,” papar warga Gunungpati Semarang tersebut.
Hal senada juga disampaikan Sri Sularsih, dibantu sang suami. Wanita 35 tahun ini mengaku baru mulai berjualan di Pasar Simongan, per Jumat (29/5/2020). “Baru mulai jualan hari ini. Hasilnya lumayan banyak, sampai jam 10 pagi tadi, sudah 2.000 selongsong terjual,” paparnya.
Seperti halnya pedagang selongsong ketupat lainnya, dalam kesehariannya Sri juga bukan pedagang, namun sebagai ibu rumah tangga. “Hanya jualan selongsong ketupat pas Lebaran saja. Selebihnya di rumah, jadi ibu rumah tangga,”jelas warga Tembalang semarang tersebut.

Sri mengaku bahan janur untuk membuat ketupat tersebut didapatkannya dari wilayah Gunungpati Semarang. Janur-janur tersebut diambilnya bersama suami, baru kemudian dibuat selongsong ketupat. “Hitung-hitung buat nambah uang belanja di rumah,” paparnya sembari tertawa.
Sementara, untuk menarik minat pembeli, ragam cara pun digunakan. Salah satunya yang dilakukan Munadi. Berbeda dengan selongsong ketupat lainnya, pemuda 27 tahun ini mengkombinasikan antara janur kuning dan hijau dalam pembuatannya.
“Biar semakin menarik saja penampilannya. Jadi pembeli tertarik untuk membeli. Bagus, selang seling warna kuning dan hijau. Tapi nanti kalau sudah dimasak, warnanya tetap berubah, jadi cokelat janur karena direbus,” terangnya.