Planet Saturnus, Istimewa karena Bercincin Lebar

Editor: Koko Triarko

Staf Astronomi POJ, Mohammad Rayhan, yang dihubungi secara terpisah, menyatakan karakter komposisi Planet Jovian yang terdiri dari gas ini terkait dengan jaraknya yang relatif jauh dari Matahari.

“Karena komposisi utama berupa gas, maka ukurannya menjadi sangat besar. Diperkirakan, terdapat pula inti padat seperti Planet Terestrial, Merkurius, Venus, Bumi dan Mars,” ujarnya.

Ia menyatakan, bahwa diperkirakan pada awal pembentukan Tata Surya, semua calon Planet berukuran raksasa dan terbuat dari Gas seperti deretan Planet Jovian.

“Namun saat Matahari mulai terlahir dan bersinar, energi yang dihembuskan Matahari membuat selubung gas pada Planet terrestrial yang dekat terlontar, dan menyisakan inti planet yang berupa batuan keras. Hal ini tidak terjadi pada Planet Jovian, karena jaraknya cukup jauh dan hembusan energi Matahari tidak cukup kuat untuk menghembuskan gas yang menyelubunginya,” urai Rayhan.

Planet Saturnus juga dianggap sebagai Planet yang paling ringan, karena kerapatannya sangat rendah, yaitu hanya mencapai 0.687 grams/cubic, bahkan lebih rendah dibanding kerapatan air yang 1 g/cm3. Itu artinya Saturnus akan mengambang jika saja kita meletakkannya di sebuah kolam raksasa.

“Planet yang paling ringan di sini maksudnya adalah dari kerapatannya, bukan massanya. Karena meski kerapatannya rendah, ukuran saturnus sangat besar, sehingga massanya pun jadi sangat besar,” ujar Rayhan.

Ia juga menyatakan, bahwa tidak ada kaitan langsung antara kepadatan saturnus dengan anginnya yang kencang.

“Meski masih menjadi misteri yang belum terjawab, angin kencang yang terjadi di Saturnus diprediksi disebabkan rotasi planet yang sangat cepat, hanya 10,5 jam per hari atau 1 kali rotasi. Energi panas dari bagian dalam interior planet saturnus yang bercampur dengan suhu dingin di permukaan, juga diprediksi menjadi penyebab banyaknya badai dan angin kencang yang terjadi di permukaan Saturnus,” pungkasnya.

Lihat juga...