Peluang Baru Pengendalian Vektor Malaria
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Penelitian terkait penggunaan Microsporidia MB dalam menekan potensi transmisi Plasmodium falciparum yang menyebabkan kasus malaria, dianggap sebagai salah satu peluang untuk meningkatkan kemampuan pengendalian vektor malaria.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Prof. Dr. dr. Josef SB Tuda, M.Kes, Sp.Par.K menyatakan para peneliti memang selalu mencari cara untuk mengendalikan vektor malaria.
“Selama ini kan dilakukan dengan pengendalian kimia, yaitu menggunakan bahan kimia untuk mengendalikannya. Contohnya obat semprot untuk mematikan nyamuk itu. Tapi cara itu menimbulkan risiko resistensi nyamuk dan kontaminasi bahan kimia pada lingkungan,” kata Prof. Josef saat dihubungi, Rabu (13/5/2020).
Sebagai alternatifnya, pengendalian biologi muncul dan dipercaya akan lebih aman.
“Microsporidia ini awalnya masuk ke dalam klasifikasi protozoa. Tapi ada juga yang menyebutkan masuknya ke fungi. Pada manusia, Microsporidia mampu menimbulkan gangguan pada organ tubuh, seperti saluran pencernaan,” ujarnya.

Ia menyebutkan bahwa penggunaan Microsporidia dalam mengendalikan vektor malaria merupakan hal baru.
“Saya belum mengetahui secara detail mekanismenya. Tapi jika melihat mekanisme pada manusia yaitu merusak sel, kemungkinan cara kerjanya sama. Yaitu dengan menyerang sel dari nyamuk Anopheles, yang mampu membuat nyamuk sakit atau menjadi infertil,” urainya.