Pakar: Konsep ‘New Normal’ Masih Abstrak
Editor: Makmun Hidayat
“Jadi menurut saya new normal dalam kontek Indonesia itu belum ada landasannya, belum ada hasil riset temuan yang signifikan. Misalnya, ini tuh virus apa perlu diketahui. Karena kan verifikasinya berbeda-beda di satu negara dengan negara lain,” paparnya.
Sehingga dia menilai penanganan pandemi ini di Indonesia selama ini belum terlihat dengan benar. Karena belum teridentifikasi juga persoalan yang sebetulnya kita hadapi dengan Covid-19 ini.
“Jadi kalau mau menuju ke new normal itu kan dari apa ke apa, dari keadaan sebelumnya. Misalnya standar sebelumnya lockdown, new normal-nya kepada apa?,” ujarnya.
Begitu pula kata dia, kalau dari standar sebelumnya PSBB ke new normal-nya, itu seperti apa?. “Itu ya nggak jelaslah kalau kita mau kaya apa new normal-nya. Paling juga kaya kemarin kan pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan, kan selama ini juga kita lakukan itu,” imbuhnya.
“Kalau kemudian mal-mal akan dibuka dengan standar protokol kesehatan baru. Tapi kan kemarin juga ada yang buka. Sekarang juga sudah mulai buka. Jadi ini cuma ikut-ikutan saja saya rasa,” sambungnya.
Menurutnya, masyarakat juga sudah trauma dengan keadaan pandemi ini. Sehingga meskipun mal-mal itu dibuka, rakyat seperti biasa saja, yang berani-berani berkunjung ke mal, ada juga yang takut.
“Jadi walaupun ditekan kaya apa pun, nggak signifikan hasilnya karena masyarakat juga tidak dapat kepastian dari pemerintah tentang status keadaan sosial akibat pandemi atau keadaan pandemi di Indonesia itu bagaimana,” ujarnya.
Menurutnya, kalau mengacu kepada apa yang disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa Covid-19 ini sudah pandemi. Yakni, virus ini sudah ada di tengah-tengah masyarakat. Maka ini menurutnya, tidak jalan lagi untuk mengatasinya karena virus itu sudah bersarang di tengah masyarakat kita di suatu wilayah.