Pak Harto dan Hadiah Nobel

OLEH NOOR JOHAN NUH

Avicenna diambil dari nama cendikiawan muslim yang juga seorang dokter bernama Ibnu Sina. Ibnu Sina adalah penemu ilmu peredaran darah dalam tubuh manusia sebagai dasar anatomi pengobatan, yang kemudian membuatnya dijuluki sebagai Bapak Ilmu Kedokteran.

Keberhasilan Pak Harto mengentaskan “kedunguan” ini kemudian diteliti oleh tiga orang ekonom dari Amerika yaitu Abhijit Banerjee, Esther Duflo, dan Michael Kremer. Ketiga ekonom ini melakukan penelitian tentang desain eksperimen SD Inpres, yakni mengenai pembangunan gedung sekolah dasar secara masif, berdasarkan instruksi Presiden Soeharto yang tertuang dalam Inpres No. 10 Tahun 1973, yaitu mengenai Program Bantuan Pembangunan Gedung Sekolah Dasar.

Agak berbeda dari kebanyakan peneliti yang mencermati masalah kemiskinan satu negara secara makro, ketiga ekonom peneliti ini fokus pada isu yang lebih spesifik yaitu pendidikan pada masyarakat miskin di Indonesia — bagaimana meningkatkan kinerja sekolah di daerah miskin dan dampaknya dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

Penelitian itu berhasil memetakan bahwa SD Inpres dibangun untuk anak-anak dari masyarakat miskin yang berada di daerah terpencil, sedangkan untuk daerah perkotaan, SD Inpres dibangun di kawasan yang penduduknya  berpenghasilan rendah (miskin kota), dan di daerah lebih maju pemerintah membangun SD Negeri.

Hasil penelitian mereka itu diterbitkan pada Agustus 2000, diberi judul; “Schooling and Labor Market Consequences of School Construction in Indonesia — Evidence From an Unusual Policy Experiment.” (Konsekuensi Sekolah dan Pasar Tenaga Kerja dari Pembangunan Sekolah di Indonesia — Bukti dari Eksperimen Kebijakan yang Luar Biasa).

Lihat juga...