Mengenal Florence, Asteroid yang Memiliki Dua Satelit

Editor: Makmun Hidayat

Penelitian simultan dilakukan di Observatorium Arecibo (National Science Foundation) antara tanggal 2 hingga 5 September 2017 oleh Patrick Taylor, Anne Virkki, Flaviane Venditti, Luisa Zambrano-Marin, Carolina Rodriguez Sanchez-Vahamonde, dan Betzaida Aponte-Hernandez serta Edgard Rivera-Valentin.

“Dengan resolusi lebih tinggi diperoleh diameter satelit yang dekat asteroidnya sebesar 180 – 240 meter dan yang jauh 300 – 360 meter. Diketahui pula bahwa karakter dua satelit ini mirip Bulan, yaitu belahan yang sama senantiasa yang menghadap asteroid Florence,” urainya lagi.

Bentuk Florence melebar di ekuatornya, seperti telur di mana sumbu pendek menjadi poros putarnya. Analisis karakter rotasinya menunjukkan bahwa intinya tidak tunggal, tidak seperti Bumi. Cenderung tersusun atas beberapa blok (rubble pile). Berdasarkan analisis rotasi yang sedemikian cepat juga diduga bahwa materi permukaannya mudah terlontar.

“Dari penelitian topografi, diketahui permukaan, khususnya di daerah ekuator mempunyai banyak bentukan kawah, juga terdapatnya tekstur permukaan rendah dan tinggi. Selain itu bahwa hasil analisis penentuan kutub kaitannya dengan rotasi juga mempengaruhi bagaimana evolusi pola edar Florence terhadap Matahari,” paparnya.

Astronom Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) Widya Sawitar, saat dihubungi. -Foto Ranny Supusepa

Astronom POJ Widya Sawitar menjelaskan dugaan awal terbentuknya satelit dari asteroid adalah dari asteroidnya sendiri yang kerap melontarkan materi di ekuatornya.

“Pembentukan materi awal (primordial atau proto-satelit) berdasarkan teori adalah terbentuknya materi layaknya granula atau struktur mirip gelembung-gelembung udara yang muncul di permukaan air mendidih, yang  mirip struktur permukaan Matahari,” ucap Widya saat dihubungi terpisah.

Lihat juga...