Dishub Sikka Jelaskan Penutupan Jalan Hambat Ambulans

Editor: Koko Triarko

Warga Kabupaten Sikka, kata dia, juga tidak diperkenankan ke Boru, Flores Timur. Bahkan, kepala desa juga mau mengambil uang di ATM di Boru saja harus menunjukkan surat rapid test.

“Saya menyuruh palang jalannya dibuka, sehingga akhirnya semua mobil bisa lewat dan tidak ada penutupan lagi,” ungkapnya.

Kepala Desa Hikong, Agustinus Adeodatus, saat dihubungi, Senin (25/5/2020), mengatakan warga Hikong dan pelaku perjalanan dilarang melintas ke Boru, Kabupaten Flores Timur.

Karenanya, kata Agustinus, mereka menyampaikan kepadanya, jikaorang Sikka tidak boleh ke Kabupaten Flotim, maka sebaiknya orang Flotim juga tidak boleh ke Kabupaten Sikka.

“Karena Hikong salah satu pintu masuk menuju ke Maumere, maka lebih baik kita menutup jalan agar membantu warga Flotim supaya tidak tertular Covid-19 di kabupaten Sikka,” sebutnya.

Sekali pun melakukan blokade, jelas Agustinus, ambulans juga dibiarkan lewat dan ia pun mengaku tidak pernah negosiasi dengan perawat. Sebab, setelah penutupan dirinya ke rumah.

Waktu kejadian penutupan jalan, lanjutnya, ambulans pertama jam 15.00 WITA tiba di Hikong dan setelah pembongkaran blokade, ambulans tersebut akhirnya bisa lewat.

“Ambulans ke dua lewat, saya sudah pulang ke rumah dan dipanggil. Saat saya ke kantor, Dinas Perhubungan menyampaikan demi kemanusiaan mobil ambulans tetap lewat, sehingga ambulans bisa lewat,” ungkapnya.

Karena berada di dalam antrean panjang, sebut Agustinus, ambulans butuh waktu agar bisa melewati jalan yang blokadenya telah dibuka tersebut.

Dia mengaku paham betul, bahwa itu jalan negara dan pihaknya tidak mempunyai kewenangan apa pun. Namun, penutupan jalan berdasarkan kemauan para pelaku ekonomi dan lainnya yang mendesaknya.

Lihat juga...