20 Juta UMKM Diprediksi Belum Dapat Program Pemulihan

Penyaluran kredit UMKM di Provinsi Jawa Timur selama tiga tahun berturut-turut sejak 2019 menduduki peringkat terbesar nasional. -Foto: Koko Triarko

JAKARTA – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki, menyebut sekitar 20 juta pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) diperkirakan belum mendapatkan manfaat pemulihan ekonomi nasional akibat dampak Covid-19, karena belum terhubung ke sistem perbankan.

“Kemungkinan mereka belum menerima manfaat kebijakan ini (pemulihan ekonomi), termasuk kebijakan bantuan sosial,” katanya dalam diskusi daring terkait peran dan tantangan perbankan mendukung UMKM saat pandemi Covid-19 di Jakarta, Selasa (19/5/2020).

Untuk itu, ia mendorong pelaku UMKM mengajukan pinjaman baru sehingga selain terdata dalam sistem perbankan, mereka juga langsung masuk dalam skema stimulus pemerintah.

Stimulus pemerintah dalam program pemulihan ekonomi itu, yakni subsidi bunga, penundaan pokok selama enam bulan, insentif pajak hingga kemudahan akses kredit modal kerja baru.

“Mereka akan masuk dengan skema ini, grace periode (masa tenggang) menjadi enam bulan tanpa harus bayar cicilan, langsung dengan subsidi bunga, dan langsung dengan penghapusan pajak,” ujarnya.

Menkop menyebut, data 20 juta UMKM belum terhubung dengan perbankan itu didapatkan dari Smeru, sebuah lembaga penelitian bidang sosial ekonomi.

Ia menjelaskan, mendata jumlah UMKM selama ini memang tidak mudah. Namun dari data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, mencatat ada 64 juta pelaku UMKM.

Setelah ditelusuri, lanjut dia, pelaku usaha yang terhubung dengan lembaga jasa keuangan di antaranya bank umum konvensional, BPR, BPR Syariah, hingga lembaga pembiayaan terverifikasi sesuai nama dan alamat mencapai 60,66 juta debitur UMKM.

Pelaku usaha itu, kata dia, memiliki nilai pinjaman di bawah Rp10 miliar dan mayoritas di bawah Rp500 juta.

Lihat juga...