Usaha Peracikan Sayur, Peluang Bisnis di Era Corona

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Kemudian tercetus ide, untuk usaha sayur racik dan lauk pauk racik. Semuanya sudah dikemas dalam satu wadah, termasuk segala macam bumbunya. Mulai dari bumbu halus, kelengkapan sayur seperti daun salam, laos, daun jeruk hingga serai, serta bahan sayuran tersebut sesuai dengan jenis masakannya,” jelas Tari.

Dirinya mencontohkan sayur racik oseng buncis daging sapi. Dalam satu wadah steorofom untuk menu masakan tersebut, sudah lengkap mulai dari daging sapi yang sudah direbus, bumbu halus, kecap manis, saos tiram, daun salam, laos, daun jeruk serta potongan sayur buncis.

“Semua tinggal masak, tidak ada 15 menit. Nanti tinggal ditambah garam dan gula pasir, sesuai selera,” terangnya.

Soal jenis menu racik sayur dan lauk pauk yang ditawarkan ada sekitar 40 menu, mulai dari sup jamur kelor, sup telur puyuh, asem-asem daging, sambel goreng kentang ati, rica-rica ayam, tumis daging buncis, rica-cira telur ceplok, cah sawi sendok bakso, tumis kacang panjang, bakwan jagung, bakwan sayur, bakso sayur, bacem tahu tempe, hingga paha ayam lamongan.

“Harganya bervariasi, namun relatif terjangkau. Mulai dari Rp 7 ribu untuk tumis tahu tempe, hingga Rp 20 ribu untuk gule daging sapi. Setiap menu sayur racik ini bisa untuk dimakan 4 orang,” tambahnya.

Ibu tiga anak ini mengaku peminatnya cukup banyak, mulai dari warga sekitar rumah, hingga pekerja kantoran.

“Saya promosi dari mulut ke mulut, ada juga suami yang ikut membantu menawarkan ke teman-teman kantornya. Nanti dari teman kantor suami saya, juga ikut menawarkan ke teman mereka yang lain,” terangnya.

Dalam distribusi sayur racik tersebut, selain menggunakan jasa ojek online, tidak jarang dirinya juga terjun langsung dengan mengantarkan pesanan ke konsumen. Dirinya pun berharap usaha yang masih kategori UMKM tersebut, dapat terus berkembang, termasuk saat nanti pandemi Covid-19 sudah berakhir.

Lihat juga...