Pedagang Keliling Masih Jadi Alternatif Warga Penuhi Kebutuhan

Editor: Makmun Hidayat

Suyatinah, mengaku cukup terbantu keberadaan pedagang sayuran keliling dan kebutuhan lain. Semenjak muncul Covid-19 membuat ia jarang bepergian ke pasar. Sejumlah kebutuhan bisa dibeli dari warung terdekat dan sejumlah pedagang keliling. Meski demikian jaga jarak tetap dilakukan saat proses transaksi berlangsung.

“Tetap jaga jarak saat transaksi dengan pedagang mengikuti anjuran pemerintah,” cetusnya.

Lebih banyak melakukan kegiatan di rumah tidak menghalanginya bisa memenuhi kebutuhan. Jenis kebutuhan bumbu dapur merica yang akan dipergunakan untuk memasak ayam bahkan bisa mudah diperoleh. Pemilik tanaman merica yang telah mengemas menjual bumbu dapur tersebut dengan harga Rp10.000 perkemasan.

Eka, pedagang bumbu dapur jenis merica menyebut ia berkeliling menawarkan bumbu merica dan terkadang telur ayam. Sejumlah pelanggan menurutnya kerap telah memiliki nomornya. Menggunakan pesan dan telepon ia akan mengantar telur ayam dan bumbu yang dibutuhkan. Cara tersebut membuat ia bisa meningkatkan omzet penjualan.

“Biasanya saya jual di pasar namun sekarang masyarakat yang berbelanja menurun lebih baik berjualan keliling,” cetusnya.

Pedagang keliling lain bernama Devi yang menjual ayam pedaging menyebut mengirimkan ayam saat ada pesanan. Menurunnya pesanan imbas larangan melakukan hajatan pernikahan membuat harga ayam anjlok. Harga ayam yang murah membuat pesanan semakin meningkat dari sejumlah warga. Ia juga kerap berkeliling menawarkan ayam kepada pembeli.

Pedagang keliling lain bernama Kuwadi menyebut berjualan buah duku secara keliling. Tanpa menggunakan aplikasi sistem penjualan buah duku dilakukan berkeliling ke perumahan warga. Selama masa wabah Covid-19 ia menyebut saat berjualan tetap mengenakan masker kain. Sebab bertemu dengan banyak orang membuat ia tetap harus menjaga kesehatan.

Lihat juga...