Gubernur Pastikan Kebutuhan Ventilator 105 RS Rujukan Covid-19 di Jabar, Terpenuhi

Editor: Koko Triarko

“Kalau kita pilah lagi ada sekitar 50 rumah sakit yang membutuhkan ventilator khusus untuk pasien yang susah bernapas secara spontan, atau sudah mengalami gagal napas. Per rumah sakit (itu) rata-rata dapat empat sampai lima unit, jadi (total) sekitar 250-an unit (untuk rumah sakit khusus tersebut),” tutur Kang Emil.

Kang Emil berharap, tak hanya untuk Jabar, kebutuhan ventilator di seluruh Indonesia pun bisa terpenuhi oleh produk buatan lokal yang sudah teruji kelaikan klinis dan standar keamanan juga keselamatan.

“Inilah kekuatan di Indonesia, di Jabar, khususnya industri-industrinya luar biasa, dengan kebersamaan kita akan menang melawan Covid-19,” ujar Kang Emil.

Sementara itu, Direktur Operasional PT DI, M. Ridlo Akbar, menjelaskan PT DI ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan untuk industrialisasi alat kesehatan, khususnya ventilator. Saat ini, pihaknya tengah fokus menyiapkan fasilitas lini produksinya, kemudian melakukan reverse engineering untuk komponen yang tidak tersedia di dalam negeri.

Dengan begitu, diharapkan ketika izin produksi ventilator ini terbit untuk proses industrialnya, PT DI akan langsung mengejar target produksi 500 unit per minggu.

“Kalau dari schedule awal itu targetnya di minggu pertama Mei, karena sekarang kita masuk uji klinis, setelah itu kita mulai produksinya,” terang Ridlo.

Pihaknya pun menargetkan ventilator produksi PT DI ini akan difokuskan untuk pemenuhan kebutuhan di wilayah Bandung pada tahap awal. Berikutnya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan Jabar, Indonesia, bahkan luar negeri atau ekspor.

Ada pun Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, mengatakan, pihaknya sanggup memproduksi ventilator 40 unit per hari. Prototipe ventilator untuk pasien yang sudah sulit bernapas ini telah sukses diuji coba di RSU Pindad, dan kini tinggal menunggu sertifikat dari BPFK.

Lihat juga...