Efek Stay at Home, Lingkungan Dinyatakan Lebih Cerah dan Bersih

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

JAKARTA — Penerapan social distancing maupun karantina yang menyebabkan berkurangnya aktivitas manusia yang melibatkan kendaraan maupun mesin, menimbulkan efek positif pada alam. Beberapa laporan, menunjukkan adanya perubahan pada kondisi lingkungan.

Kasubbid Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Siswanto, M.Sc saat dihubungi, Senin (13/4/2020) – Foto Ranny Supusepa

Kasubbid Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Siswanto, M.Sc menyatakan, dari pemantauan yang dilakukan, memang terlihat penurunan pada kadar polutan di udara Jakarta.

“Penurunan konsentrasi PM10 di pekan kedua lebih besar dibanding pekan pertama program social distancing. Rata-rata konsentrasi di pekan I yaitu (16 – 25 Maret 2020) sebesar 38.9 mikrogram per meter kubik, sedangkan di pekan kedua (26 Mar – 4 April 2020) konsentrasi 36.8 mikrogram per meter kubik. Terdapat selisih penurunan sekitar 2 mikron,” kata Siswanto saat dihubungi, Senin (13/4/2020).

Ia menyebutkan, dugaan kuat berkurangnya polusi udara berkaitan dengan berkurangnya emisi gas buang dan aktivitas antropogenis lainnya akibat pembatasan sosial itu.

“Berkurangnya polusi udara itu juga meningkatkan tingkat kejernihan atmosfer sehingga sinar datang matahari lebih banyak meneruskan irradians sinar UV yang menurut beberapa ahli dapat berpengaruh pada mampu membatasi penggandaan virus Corona,” ujarnya lagi.

Siswanto menyatakan penurunan polutan, juga dilaporkan dari berbagai penjuru dunia. Semuanya menyatakan laporan yang sama, yaitu adanya efek positif dari kegiatan social distancing maupun karantina.

Lihat juga...