Bubur Jagung Kelor Kian Digemari Masyarakat Sikka
Editor: Koko Triarko
MAUMERE – Mewabahnya virus Corona membuat masyarakat kabupaten Sikka dan lainnya di provinsi Nusa Tenggara Timur mulai menggemari sayur kelor, karena memiliki kandungan gizi dan vitamin C yang tinggi. Kelor pun dimasak dengan berbagai variasi saat dikonsumsi setiap hari, agar tidak menimbulkan rasa jenuh dan bosan, karena setiap hari selalu mengkonsumsi kelor, termasuk dengan membuatnya sebagai bubur kelor.
“Kebetulan kami selalu makan nasi jagung, tetapi sejak adanya wabah Corona kami membuat bubur jagung dicampur kelor, karena katanya memiliki kandungan vitamin C yang tinggi,” kata Maria Magdalena, warga kota Maumere, Sabtu (11/4/2020).
Maria mengatakan,rasa bubur kelor pun lebih enak karena dicampur dengan jagung yang biasanya hanya dengan beras saja, namun masyarakat sudah terbiasa mengkonsumsi nasi jagung.

Dia menyebutkan, cara memasaknya pun sederhana dan mudah. Bubur beras yang telah dicampur dengan jagung dimasak terlebih dahulu hingga menjadi bubur.
“Setelah menjadi bubur dan matang, baru dimasukkan daun kelor dan biarkan selama sekitar 5 menit, masukkan sedikit garam dan langsung diangkat untuk dihidangkan. Usahakan dimakan saat masih panas karena rasanya lebih enak,” ungkapnya.
Banyaknya masyarakat mengkonsumsi kelor, sebut Maria,membuat kelor makin sulit dicari di pasar. Jumlah pedagang menurun drastis akibat merebaknya virus Corona, ditambah lagi harganya mulai naik.
Biasanya, kata dia, 3 ikat daun kelor dijual seharga Rp5.000, sedangkan saat ini harganya mengalami kenaikan, 2 ikat dijual Rp5.000 akibat banyak yang membelinya.