Wall Street Jatuh, Dow Anjlok 10 Persen
NEW YORK – Saham-saham Wall Street memperpanjang kerugian pada akhir perdagangan Kamis (12/3/2020) waktu setempat atau Jumat (13/3/2020) WIB.
Hal itu terjadi, setelah adanya kebijakan pembatasan perjalanan baru oleh Amerika Serikat terhadap Eropa, untuk mengekang penyebaran virus corona. Kebijakan itu menakuti investor, dan mengguncang pasar dunia.
Larangan perjalanan Presiden Donald Trump terhadap Eropa, yang diumumkan Rabu (11/3/2020) malam, mengirim ketiga indeks saham utama AS menukik, dengan S&P 500. Nasdaq mengonfirmasikan bear market pertama mereka sejak krisis keuangan. Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 2.352,60 poin atau 9,99 persen. Posisinya ditutup di 21.200,62. Indeks 30-saham unggulan mengalami kerugian satu hari terburuk sejak Black Monday pada 1987, ketika jatuh lebih dari 22 persen.
Indeks S&P 500 jatuh 260,74 poin atau 9,51 persen, menjadi berakhir pada 2.480,64 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 750,25 poin atau 9,43 persen, menjadi ditutup pada 7.201,80 poin. Indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq telah kehilangan lebih dari seperempat, dari nilai sejak mencapai rekor penutupan tertinggi hanya 16 sesi yang lalu.
Kondisi tersebut bersamaan dengan kondisi negara-negara di seluruh dunia bergulat dengan bagaimana cara mengatasi virus corona yang bergerak cepat dan berdampak terhadap ekonomi.
Bear market dikonfirmasi ketika indeks tenggelam 20 persen atau lebih di bawah penutupan tertinggi terbaru. Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah secara signifikan, dengan sektor energi jatuh 12,3 persen, mewakili kelompok berkinerja terburuk.