Kurangi Limbah, Udinus Gunakan Aspal Plastik untuk Jalan Kampus

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Ukuran ideal 9 mikron. Kalau kurang lembut, maka tidak bisa untuk campuran aspal. Karena sudah diuji oleh Balai Pusjatan (Pusat Jalan dan Jembatan) dan itu sesuai kriteria. Kementerian PUPR dalam hal ini Balai BBPJN (Balai Besar Perawatan Jalan Nasional) yang berada di Srondol Semarang,” jelasnya.

Dari hasil uji coba yang dilakukan, untuk satu ton aspal dibutuhkan cacahan limbah plastik seberat 3,6 kg, atau secara persentase sekitar 6 persen.

“Ini angka baku, karena sudah diuji coba, dan hasilnya didapat angka 6 persen. 1 ton aspal dicampur 3,6 kilogram cacahan plastik. Nanti tinggal menyesuaikan sesuai kebutuhan, jika 2 ton aspal berarti dibutuhkan sebanyak 7,2 kilogram cacahan plastik dan seterusnya,” tandasnya.

Sementara, Rektor Udinus, Prof. Ir. Edi Noersasongko, M. Kom, menandaskan, Udinus sebagai institusi pendidikan juga harus peduli akan isu lingkungan. Satu di antaranya isu mengenai sampah plastik yang merusak bumi. Melalui kepedulian terhadap lingkungan, pihaknya mengembangkan aspal berbahan plastik.

“Udinus juga telah bekerjasama dengan Balitbang PUPR, telah menghamparkan aspal plastik di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain jalan Gempol, Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Labuan Bajo dan Makassar,” terangnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga langsung mempraktikkan dengan mengaspal jalan sekitar Udinus, sepanjang hampir 1 kilometer sekitar 964 meter, yang membutuhkan 444 ton aspal dan 1,6 ton sampah plastih yang sudah dicacah.

“Ini juga bagian dari dukungan kami kepada Pemkot Semarang, dalam mensukseskan program ‘Semarang Wegah Nyampah,” tegas Edi.

Apresiasi positif juga disampaikan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Pihaknya juga langsung menginstruksikan Dinas PU Kota Semarang, untuk menggunakan aspal plastik yang digagas oleh FT Udinus.

Lihat juga...