Komunitas Megu Moong Promosikan Wisata Teluk Maumere

Editor: Makmun Hidayat

MAUMERE — Keindahan alam bawah laut Teluk Maumere sudah terbukti dengan diraihnya penghargaan Anugerah Pesona Indonesia (API) tahun 2017 sebagai destinasi wisata menyelam terpopuler di Indonesia.

Namun demikian langkah ikutan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) belum terlihat dalam menjadikan Teluk Maumere sebagai sebuah destinasi wisata yang memberikan dampak termasuk pendapatan bagi daerah dan masyarakat.

“Sebagai pegiat wisata tentunya hal ini sangat kami sesalkan, tetapi kami tetap berjalan dengan sumber daya yang kami miliki untuk mempromosikan daerah ini,” sebut Sonya da Gama anggota komunitas Megu Moong Nian Tana, Maumere, Minggu (9/2/2020).

Anggota komunitas Megu Moong Nian Tana, kota Maumere Kabupaten Sikka, Sonya da Gama saat ditemui, Minggu (9/2/2020). -Foto: Ebed de Rosary

Sonya mengatakan, komunitas berperan besar dalam mendorong Pemkab Sikka dalam hal ini bupati Sikka saat itu Yoseph Ansar Rera untuk memperjuangkan kawasan Teluk Maumere menjadi destinasi wisata populer.

Namun setelah penghargaan diraih kata dia, bupati Sikka pun berganti ke Robi Idong dan hingga saat ini pemerintah melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka belum melakukan langkah lanjutannya.

“Daripada kami berharap pada pemerintah lebih baik kami sebagai pegiat pariwisata membuat komunitas dan menjual Teluk Maumere. Banyak wisatawan yang sudah kami bawa berkunjung ke Kabupaten Sikka termasuk ke Teluk Maumere,” terangnya.

Ide awal tersebut kemudian diejawantahkan ke dalam tiga program unggulan komunitas, yaitu pertama, jelajah hoping island di perairan Teluk Maumere, kedua, tenun ikat exclusion yang dikombinasikan dengan proses penyulingan arak, dan ketiga, mendaki atau tracking Gunung Egon.

Lihat juga...