Kerajinan Pelepah Pisang dari Bali Rambah Pasar Luar Negeri
Sampai saat ini, ia hanya memanfaatkan anggota keluarganya untuk menjalankan usaha ini. Total ada enam orang pekerja yang membuat kerajinan, mulai dari memilah pelepah pisang sampai pada mewarnai lukisan dengan pasir.
Seluruh kerajinan ini bisa menghasilkan omzet sampai Rp15 juta sebulan. “Untuk omzet, naik turun. Paling banyak Rp15 juta,” kata ayah tiga anak ini.
Di tengah berkembangnya usaha kerajinan pelepah pisang ini, ada hambatan yang mempengaruhi jalannya usaha. Hambatan tersebut adalah peralatan atau mesin. Putu Lila mengakui, selama ini seluruh proses produksi dilakukan manual.
“Saya sangat mengharapkan bantuan peralatan mesin, sehingga pekerjaan bisa dilakukan lebih cepat,” katanya, saat menerima kunjungan dari Dekranasda Belitung Timur.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disdagprinkop UKM) Buleleng, Drs. Dewa Made Sudiarta, yang mendampingi tamu dari Belitung Timur, mengakui bahwa Putu Lila merupakan salah satu perajin potensial di Buleleng.
“Usahanya mengembangkan kerajinan dan juga ekspor ke luar negeri menjadi contoh bagi perajin lainnya. Hasil kerajinan dari pelepah pisang sudah sering diikutkan dalam pameran sebagai sarana promosi. Kami ikut sertakan di pameran baik daerah, provinsi maupun pusat,” ucapnya.
Berbagai upaya pun dilakukan untuk terus memberdayakan perajin seperti Putu Lila ini. Jumlah perajin atau pelaku UKM yang terdata adalah 35.555 orang. Dari jumlah tersebut, yang potensial adalah 50 persen dan bergerak di sektor produksi.
“Ini menunjukkan potensi yang sangat besar pada bidang UKM di Kabupaten Buleleng. Kita harus terus mendorong dan mendukung keberadaan dari para perajin atau pelaku UKM ini,” kata Dewa Made Sudiarta.