BNPB Ingin Indonesia Jadi Laboratorium Manajemen Kebencanaan 

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Indonesia memiliki sejarah ragam bencana yang memberikan dampak, baik korban jiwa dan harta benda yang luar biasa. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo berharap Indonesia tidak hanya menjadi supermarket bencana tetapi laboratorium manajemen bencana baik dalam dan luar negeri. 

“Di Indonesia kategori bencana kita  bagi dalam empat domain yaitu bencana geologi, hidrometeorologi I, hidrometeorologi II dan bencana non alam. Bencana hidrometeorologi yang pertama lebih pada kebakaran hutan dan lahan, sedangkan kedua menyangkut banjir, banjir bandang, longsor, abrasi, gelombang ekstrem, atau puting beliung,” kata Kepala BNPB Doni Monardo saat membuka soft launching Asia Disaster Management and Civil Protection and Conference (Adexco) di Gedung BNPB, Jakata, Senin (24/2/2020).

Doni mengilustrasikan mengenai industri yang dapat dibangun dalam menghadapi bencana gempa bumi. Korban sebagai besar disebabkan karena bangunan dan bukan gempa. Bangunan tahan gempa masih menjadi tantangan besar bagi sebagian besar masyarakat.

Di samping itu, Doni juga mengingatkan bahwa tidak hanya bangunan rumah tetapi juga shelter atau fasilitas umum yang dapat digunakan, seperti masjid atau jembatan umum.

“Apabila melihat sejarah gempa dan juga tsunami, Indonesia memiliki sejarah yang berulang. Misal kejadian gempa Aceh, ada bukti bahwa tsunami telah ada sejak 7.500 tahun lalu yang dapat diketahui dari lapisan paleotsunami di gua Eek Leuntik, Aceh Besar. Menyikapi potensi yang terjadi ada, upaya penanganan sebagai upaya pencegahan yang berbasis ekosistem,” ujarnya.

Doni menyebutkan, belajar dari tsunami Selat Sunda 2018 di wilayah Pandeglang, khususnya Tanjung Lesung, masyarakat di pinggir pantai terselamatkan karena gugusan pohon yang menghambat terjangan tsunami. Dimana benteng alam terbaik yaitu vegetasi, seperti mangrove yang ditanam paling pinggir, cemara udang pada lapis kedua dan pule atau ketapang pada lapis ketiga.

Lihat juga...