Ia tidak menampik jika pengiriman tersendat, maka akan berdampak pada tidak stabilnya harga bawang putih di dalam negeri, mengingat sekitar 95 persen kebutuhan bawang putih di dalam negeri masih dipenuhi oleh negara lain.
Terkait hal itu, dikatakannya, saat ini Bank Indonesia (BI) tengah mengembangkan klaster bawang putih di sejumlah daerah dengan melibatkan para petani pedesaan.
“Kami menciptakan bibit unggul dan sedang dikembangkan di sejumlah klaster untuk kebutuhan pembibitan bawang putih. Harapannya ke depan bisa direplikasi secara masif,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Surakarta ini.
Dengan demikian, diharapkan pula ke depan produk pertanian tersebut bisa memenuhi permintaan dalam negeri, sehingga masyarakat khususnya Solo Raya tidak lagi mengandalkan pasokan bawang putih impor. (Ant)