Seni Membonsai Digandrungi Masyarakat Lamsel

Editor: Makmun Hidayat

Duwi, pecinta bonsai di Desa Sumber Nadi Kecamatan Ketapang Lampung Selatan melakukan perawatan bonsai pohon sentigi yang dipelihara tepat di halaman rumah, Minggu (19/1/2020). -Foto: Henk Widi

Membentuk bonsai berestetika tinggi menurutnya butuh waktu lama sehingga perlu kesabaran. Bagi pecinta harga dari sebuah bonsai akan terpengaruh umur,jenis pohon dan bentuk. Tanaman bonsai merupakan salah satu hasil seni pemangkasan yang butuh waktu lama. Tingkat kesulitan pembuatan bonsai menjadi tantangan tersendiri baginya sebagai trainer.

Duwi, pecinta bonsai di desa yang sama menyebut butuh proses lama untuk menjadikan bonsai yang indah. Berbagai tanaman yang dibentuk menjadi bonsai merupakan jenis pohon pilihan. Ia bersama anggota komunitas kerap bertukar ilmu untuk menciptakan bonsai yang unik. Sebagian bonsai yang sudah dibentuk menurutnya diletakkan dalam pot dan tegakan yang bagus.

“Pot dan tegakan yang tepat akan semakin menambah estetika bonsai saat diletakkan pada halaman hingga ikut pameran,”cetusnya.

Wayan, pebonsai yang sudah memiliki puluhan pot mengaku jenis bahan semakin sulit di alam. Meski demikian penyediaan bibit jenis bonsai harus tetap dilakukan dari jenis cemara, sentigi. Bibit bonsai menurutnya diperoleh dari proses pembibitan menggunakan biji. Selain itu, teknik mendapatkan bibit bonsai bisa diperoleh dari proses mencangkok dari pohon indukan.

Keberadaan trainer menurutnya sangat dibutuhkan bagi pemula untuk pembuatan bonsai. Sebab tanpa ada trainer sejumlah proses untuk membuat bonsai akan lebih sulit. Trainer yang merupakan anggota komunitas akan memberikan sejumlah ilmu dasar. Selanjutnya dengan berkembangnya media sosial ia bisa belajar pembentukan bonsai dari Youtube. Meski demikian trainer salah satunya I Gde Saputra anggota komunitasnya tetap sering dijadikan rujukan untuk belajar.

Lihat juga...