Demam Bonsai di Lampung Berimbas Positif Bagi Pengrajin Pot

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

LAMPUNG — Demam seni bonsai di wilayah Lampung Selatan (Lamsel) berimbas positif bagi pengrajin. Tren penggunaan pot khusus membuat pesanan sesuai keinginan konsumen (custom) mulai diminati.

I Ketut Sinda Atmita, Kepala Desa Sumber Nadi Kecamatan Ketapang Lampung Selatan di antara bonsai sentigi yang banyak digandrungi masyarakat di desanya, Senin (21/1/2020). Foto: Henk Widi

“Pecinta bonsai yang mencapai ratusan sejak satu tahun terakhir sangat berdampak bagi pengrajin pot,” sebut Wayan Bude, pengrajin pot asal Desa Sumber Nadi, Kecamatan Ketapang saat ditemui Cendana News, Selasa (21/1/2020).

Bentuk dan ukuran menyesuaikan jenis bonsai yang dimiliki. Sebab jenis pot yang umum menurutnya berbentuk oval, bulat, persegi dan bentuk tidak beraturan. Jenis pohon didominasi oleh sentigi, beringin, kelapa, cemara dan sejumlah tanaman lain.

“Memiliki bentuk yang hampir sama dengan pot bunga namun karena lebih kuat menyesuaikan ukuran bonsai yang dimiliki pemesan. Umumnya akan dibuat setelah pohon tersedia, jadi jarang dibuat tanpa ada pesanan,” ungkap Wayan Bude.

Ia menambahkan usaha yang dimilikinya menyesuaikan pesanan. Sebab pecinta bonsai umumnya memesan  dalam jumlah banyak, minimal 3 buah. Untuk ukuran kecil harga mulai Rp100 ribu hingga ukuran besar seharga Rp1 juta. Kekuatan dan estetika diperoleh dengan proses pembuatan selama hampir sepekan.

Bahan pembuatan terdiri dari pasir, besi, kawat strimin dan semen. Proses pencetakan hingga pengeringan  untuk satu pot bisa berlangsung selama satu hari. Khusus untuk yang dicustom dengan motif ukiran dan relief akan membutuhkan waktu lebih lama.

Lihat juga...