Banyak Kapal Tradisional di Sikka tak Memiliki Alat Keselamatan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Kapal-kapal penumpang tradisional antarpulau di kabupaten Sikka, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), belum memiliki alat keselamatan pelayaran seperti jaket penolong dan pelampung termasuk radio komunikasi.

Kapal-kapal kayu tradisional tersebut berlayar dengan rute pelabuhan Maumere menuju pulau Palue, Pemana, Kojagete, Koja Doi serta Sukun dan dari dermaga Nangahale menuju Parumaan, Pangabatang dan Koja Doi.

“Rata-rata hampir semua kapal tidak memiliki jaket penolong apalagi pelampung dan sekoci. Kami sudah terbiasa berlayar dan kalau cuaca tidak memungkinkan kami tidak berlayar,” kata Syahrul, salah seorang anak buah kapal saat ditanyai, Jumat (3/1/2020).

Menurut Syahrul, kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Laurens Say juga tidak melarang karena sebelum berlayar pihaknya akan terlebih dahulu mengurus surat izin berlayar.

Setelah surat tersebut dikantongi kata dia, maka kapal penumpang baru diperkenankan berlayar tetapi kalau berlayar dari Nangahale atau Talibura sering tidak mempergunakan surat tersebut.

“Rata-rata orang-orang pulau sering berlayar menggunakan perahu motor tradisional dan sudah mengetahui kapan harus berlayar dan kapan tidak boleh berlayar,” ungkapnya.

Kepala kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Maumere, I Putu Sudayana, mengatakan, banyak kapal penumpang tradisional di kabupaten Sikka yang berlayar dari Maumere menuju ke pulau-pulau di gugus pulau teluk Maumere belum dilengkapi alat safety.

Kepala kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Maumere, I Putu Sudayana, saat ditemui, Jumat (3/1/2020). Foto: Ebed de Rosary
Lihat juga...