Presiden Soeharto (1): Masa Kecil

Kehidupan keluarga Citratani retak, sehingga Soeharto kecil terpaksa pindah ke Wonogiri lagi dan tinggal di keluarga Bapak Hardjowiyono, teman ayahnya, seorang pensiunan pegawai Kereta Api.

Keluarga ini tidak punya anak. Di tempat ini, Soeharto kecil biasa membersihkan rumah sebelum berangkat sekolah, dan pergi ke pasar untuk belanja ataupun menjualkan hasil kerajinan tangan buatan Bu Hardjo.

Melalui keluarga ini pula, Soeharto kecil bersentuhan dengan Kyai Daryatmo, sosok kyai sufistik yang tidak hanya memiliki penguasaan ilmu agama sangat luas, akan tetapi juga merupakan seorang tabib atau menguasai ilmu pengobatan tradisional dan psikolog non formal atau sering diminta konsultasi oleh masyarakat, sekaligus guru masyarakat dengan mengajar nilai-nilai kearifan.

Kediaman Kyai Daryatmo tidak berjauhan dengan kediaman Bapak Hardjowiyono dan di langgar atau mushola Kyai inilah, Soeharto kecil belajar agama. Ia juga sering mendengarkan nasehat-nasehat Kyai Daryatmo kepada mereka yang banyak datang memerlukan pertolongan, orang-orang terpelajar, pedagang, pegawai, petani sampai bakul-bakul atau pedagang kecil yang terbelit masalah.

Keceriaan tinggal di keluarga ini harus terputus dan Soeharto kecil harus kembali ke Kemusuk untuk melanjutkan sekolah Muhammadiyah yang dijalaninya setiap hari, dengan naik sepeda dari Kemusuk ke Yogyakarta. Ia terpaksa meninggalkan keluarga Hardjowiyono dan langgar atau mushola Kyai Daryatmo karena ada peraturan sekolah yang mengharuskan murid pakai celana pendek dan bersepatu, sedang orang tuanya tidak sanggup membelikan.

Walaupun di kota, di Yogya, Soeharto kecil bisa bersekolah dengan memakai sarung atau kain. Ia tidak kikuk, karena ada murid lain yang ke sekolah dengan pakaian seperti dirinya. Pada saat di Yogya inilah ia mulai mendengar gerakan-gerakan menentang penjajahan yang digerakkan oleh tokoh-tokoh politik. Ia tetap saja fokus pada pelajaran dan pada tahun 1939 (usia 18 tahun) ia berhasil menamatkan sekolah di schakel Muhammadiyah Yogyakarta.

Lihat juga...