Melihat Persiapan Natal di Gereja Katedral Jakarta

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Seperti tahun-tahun sebelumnya pada tahun ini 2019 persekutuan gereja-gereja di Indonesia bersama-sama dengan konferensi Wali Gereja Indonesia merumuskan pesan natal dengan judul ‘hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang’. Semboyan ini diangkat untuk mengajak umat Kristiani di Indonesia khususnya untuk membuat Natal itu bermakna kontekstual,” tegas Ignatius Suharyo.

Kemudian dia berpesan, hiduplah sebagai sahabat karena kita semua merasakan besar atau kecil di tengah-tengah masyarakat yang dinamakan saudara.

“Karena kita semua merasakan besar atau kecil di tengah-tengah masyarakat kita yang namanya persaudaraan, persahabatan itu rasa-rasanya sekarang sedikit terganggu,” ujarnya.

Gangguan tersebut, kata Ignatius Suharyo, sering muncul yakni ujaran kebencian.

“Gangguan itu misalnya muncul dari istilah-istilah yang semakin sering dipakai seperti ujaran kebencian. Kemarin-kemarin kata itu belum lazim. Yang kedua, juga muncul kata politik identitas, kata lain yang  muncul adalah intoleransi. Kata-kata itu mencerminkan salah satu wajah kehidupan bersama masyarakat kita,” jelasnya.

Oleh karena itu, supaya natal bermakna bagi kehidupan bersama, umat Kristiani di Indonesia diajak untuk hidup sebagai sahabat bagi semua orang. Apa pun artinya, seluas apa pun makna dari pesan itu. Bisa diterjemahkan ke dalam hal-hal yang kecil dalam sehari-hari.

“Intinya umat Kristiani dengan merayakan Natal diajak untuk merawat persaudaraan, merawat harmoni kehidupan, merawat kebersamaan yang memang menjadi watak asli bangsa kita,” pungkasnya.

Dia pun mengucapkan selamat hari raya Natal kepada umat Kristiani dimana pun berada. Dan selamat menyongsong tahun baru 2020 dengan penuh harapan.

Lihat juga...