Usaha Kecil Berbasis Singkong Beri Keuntungan Berlipat
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
Hasil penjualan beras tiwul dengan satu kali produksi 450 kilogram ia bisa mendapatkan hasil Rp4,5 juta. Padahal ia menyebut harga untuk 500 kilogram bahan baku hanya Rp1000 per kilogram.
Kiriman sebanyak 500 kilogram ia hanya mengeluarkan modal sekitar Rp500ribu. Ditambah dengan biaya pengolahan,pembelian kemasan dan ongkos distribusi ia mengeluarkan modal sekitar Rp1juta. Keuntungan bersih sekitar Rp3,5juta disebutnya bisa digunakan untuk pengolahan tahap berikutnya.

Susanti, pemilik usaha penjualan nasi tiwul dan sejumlah makanan tradisional mengaku tidak pernah kekurangan bahan baku. Sehari ia memasak sekitar 5 kilogram beras tiwul untuk dijual sejak subuh di pasar Pulosari.
Jenis olahan berbahan nasi tiwul dikombinasikan dengan sayur urap. Sajian nasi goreng dan tiwul ikan asin bahkan masih dijual olehnya pada warung yang ada di tepi Jalintim.
“Bahan baku beras tiwul saya peroleh dari ibu Sumirah untuk kebutuhan sepekan, jika habis dikirim,” cetusnya.
Olahan nasi tiwul menjadi berbagai jenis kuliner memberi nilai tambah pada produk yang dijual. Satu porsi nasi tiwul dengan berbagai lauk menurutnya dijual seharga Rp8.000 hingga Rp15.000 per porsi.
Susanti mengaku menu paling dinanti pada produk olahan beras tiwul berupa nasi goreng tiwul. Dijual seharga Rp15.000 per porsi dengan tambahan berbagai lauk membuat produk olahan singkong bernilai jual lebih tinggi.