Tutut Soeharto Evaluasi Kinerja TMII
Editor: Koko Triarko
“Ini bukan kesalahan TMII, tapi memang ini keadaan yang memaksa untuk menurun jumlah pengunjungnya. Tentunya ini juga menjadi pekerjaan rumah dan tantangan untuk tahun mendatang, berusaha mencapai target dan lebih meningkat dari tahun sebelumnya,” ujarnya.
Tutut Soeharto berharap, kondisi itu tidak menjadi alasan, tetapi harus dijadikan pemicu untuk lebih baik lagi ke depannya. “Tetap harus buat kita dipecut lebih baik lagi, kalau bisa lebih banyak pengunjung dari tahun lalu. Insyaallah,” ucapnya.
Di bidang program kegiatan TMII, pada 2018 ada sebanyak 1.255 kegiatan, sedangkan di 2019 ini tercatat hanya157 acara. Berarti program kegiatan ini menurun juga dan penyebabnya sama, karena ada agenda politik di Indonesia secara nasional.
“Nah, itu kita maklumi, tapi jangan ini terus-terusan jadi alasan, ya? Tahun depan kita harus lebih banyak lagi acara yang memicu masyarakat lebih banyak lagi ke TMII,” tukasnya.
Ada pun di bidang anggaran 2019, pendapatannya adalah sebesar Rp150 miliar sekian, sedangkan pengeluaran tercatat sebesar Rp154 miliar sekian.
Sehingga, Tutut Soeharto menilai dalam hal ini perlu adanya upaya penghematan atau efisiensi anggaran untuk tahun berikutnya. Yakni, yang harusnya pengeluaran lebih kecil dari pendapatan.
“Dapat kita maklumi, bahwa besarnya pengeluaran disebabkan usia TMII ke-44. Dewasa nggak, tua juga nggak. Tapi ya, 44 tahun itu tua dari usia bangunannya,” ujarnya.
Menurutnya, secara fisik banyak kerusakan yang perlu direnovasi atau diadakan perbaikan-perbaikan dalam pengembangan TMII ini. Namun, menurutnya dalam melakukan seluruh pekerjaan perbaikan perlu memperhatikan skala prioritas, demi menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran.