Rohimin, Atlet Disabilitas Bekasi yang Sehari-hari Seorang Juru Parkir
Editor: Mahadeva
Namun demikian, meski perhatian dari Pemerintah Kota Bekasi kepada penyandang disabilitas masih kecil, kondisinya masih lebih menyenangkan karena masih ada perhatian. Boim, membandingkan Kabupaten Bekasi, yang perhatiannya besar, tetapi tidak sampai ke atlet. “Saya memang belum pernah juara untuk setiap pertandingan. Paling masuk lima besar untuk catur. Tapi senang saja ikut, karena kami berkumpul semua seperti orang normal,” tegasnya.
Saat mengikuti Porda di Bandung, Boim mendapat uang saku untuk catur sebesar Rp500 ribu. Sedangkan dari volley duduk mendapat uang saku Rp300 ribu. Uang tersebut cukup besar dan bisa untuk menambah uang dapur keluarga.
Menggunakan tongkat dari kayu yang telah dimodifikasi, Boim mengakui perhatian pemerintah minim. Boim berharap, Kota Bekasi membuat event reguler dibidang olahraga setiap bulan. “Sekarang even di Bekasi ini semua untuk yang normal, seharusnya ada giat khusus secara rutin bagi penyandang disabilitas. Kami juga ingin berkumpul, bertanding layaknya yang normal. Kami juga bisa tapi mungkin karena jarang di beritakan saja,” tukasnya.
Boim berharap, di 2020 bisa di bawa ke Papua untuk mewakili daerah Jawa Barat diajang PON.”Doakan saja mas, semoga 2020 bisa ke Papua,” pungkasnya.