Menristek: PLTN Opsi Terakhir untuk Antisipasi Kebutuhan Listrik

JAKARTA — Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan opsi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) harus tetap disiapkan untuk mengantisipasi melonjaknya kebutuhan listrik masa depan.

Namun, Menristek menegaskan bahwa saat ini PLTN masih menjadi opsi terakhir menghasilkan energi listrik.

“kita harus mengeksplor semua yang bisa dikembangkan di Indonesia. Itu poin kenapa PLTN itu paling tidak, tidak hilang dari opsi,” ujar Bambang dalam bincang-bincang tentang Arah Kebijakan Riset dan Inovasi dengan Memanfaatkan Pendanaan Mitigasi Perubahan Iklim yang diselenggarakan oleh Pangudi Luhur Alumni Club di SMA Pangudi Luhur, Jakarta Selatan, Rabu malam (6/11/2019).

Menurut Menristek, Indonesia mempunyai sumber daya manusia untuk pembangunan PLTN dan eksperimen bisa dilakukan di reaktor nuklir yang sudah ada.

Meskipun saat ini belum mengembangkan PLTN, namun opsi PLTN untuk sumber energi listrik harus direspon dengan penyiapan skema pembangunan yang aman karena kekhawatiran akan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang pastinya makin besar di masa depan.

“Kita harus mengantisipasi ketika permintaan listrik naik dan konsumsi listrik per kapita di Indonesia juga naik seiring dengan kemajuan ekonomi Indonesia maka kita harus mengantisipasi apabila fossil fuel (bahan bakar fosil) itu tidak lagi menjadi bagian dari energi mix, jadi harus ada pengganti yang reliable dari batu bara,” katanya.

Menristek mendorong Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) paling tidak untuk terus menyiapkan teknologinya sekaligus memastikan operasi PLTN nantinya bisa berlangsung dengan aman baik untuk konsumsi maupun operasi.

Lihat juga...