Masa Trek Produksi TBS Sawit di Sragi Menurun

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

LAMPUNG — Memasuki masa trek tanaman kelapa sawit, sejumlah pekebun di Lampung Selatan (Lamsel) mengalami penurunan produksi. Kondisi tersebut diprediksi imbas kemarau yang melanda wilayah tersebut sejak lima bulan silam.

Hardian, petani di Desa Mandalasari Kecamatan Sragi menyebutkan, produksi TBS sawit pada musim penghujan (rendengan) 500 pohon bisa menghasilkan rata rata 5 ton per hektare. Sebaliknya saat kemarau bersamaan dengan masa trek hasil setiap pohon maksimal 2 TBS dengan kualitas buah sawit berukuran lebih kecil.

Pada kondisi normal satu TBS memiliki berat kotor hingga 15 kilogram namun saat musim trek hanya 10 kilogram. Musim trek dengan ditandai daun mengering, pembungaan berkurang kerap disiasati petani dengan penyiraman. Namun sumber air sungai yang jauh membuat ia melakukan penyiraman sepekan sekali. Pada masa trek dari 500 tanaman hanya sekitar 200 pohon berbuah.

“Penyiraman tetap saya lakukan agar tanaman kelapa sawit produktif minimal menghasilkan sekitar dua tandan setiap pohon dengan berat sekitar 20 kilogram atau rata rata per pohon menghasilkan Rp20.000 saat musim trek,” ungkap Hardian salah satu petani kelapa sawit saat ditemui Cendana News, Senin (11/11/2019)

Pada masa trek tanaman sawit, Hardian melakukan proses pembubunan dan pemberian pupuk. Dua jenis pupuk yang diberikan meliputi pupuk organik pabrikan mengandung unsur nitrogen. Selain itu ia mengaplikasikan pupuk kompos dari kotoran ternak sapi.

“Berkurangnya hampir dua kali lipat namun saat musim trek saya masih bisa mendapatkan hasil meski sedikit,” tutur Hardian.

Masa trek berimbas berkurangnya produksi TBS sawit milik petani membuat harga lebih tinggi. Sebelumnya TBS sawit di level petani hanya mencapai 900 per kilogram. Saat musim trek ia menjual per kilogram TBS seharga Rp1000.

Lihat juga...