Bekasi Disebut Kota Preman, Wali Kota Jamin Kondusivitas bagi Investor

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BEKASI – Aksi sejumlah ormas beberapa waktu lalu terkait lahan parkir minimarket di wilayah Kota Bekasi Jawa Barat, berbuntut panjang hingga viral di media sosial. Memunculkan anekdot Bekasi sebagai Kota Preman, tidak aman, dikuasai premanisme.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, memberikan klarifikasi terkait video viral aksi unjuk rasa gabungan ormas beberapa waktu lalu yang menuntut retribusi parkir minimarket. Membuatnya angkat suara dengan mengatakan, Bekasi tetap kondusif dan dia siap menjamin investor yang masuk tetap aman.

“Saya ingin meluruskan bahwa Kota Bekasi ini aman, kondusif bagi investor tidak ada premanisme. Memang ada galian potensi pendapatan daerah tetapi tentu ada mekanismenya,” ujar Rahmat Effendi.

Pepen, sapaan akrab Wali Kota Bekasi, Jawa Barat, tersebut, menegaskan, jika ada yang mengaku bahwa mendapat mandat Wali Kota dalam menarik parkir maka dia meminta untuk dapat menunjukkan surat tugas yang ditandatanganinya.

Karena imbuhnya, instruksi Wali Kota adanya tahun 2017 dan itu untuk Bappenda guna melakukan pemungutan parkir bukan kepada ormas. Dia mengakui, mengeluarkan surat tugas dalam menggali potensi parkir di Kota Bekasi dengan menunjuk langsung ke perorangan.

Hal tersebut diklaimnya dalam rangka uji coba untuk menggali potensi daerah. Tapi sekarang sudah dihentikan untuk dilakukan kajian kembali.

Menurutnya dalam instruksi tersebut tidak ada tarif resmi hanya ada tiket Rp2000 untuk sekali parkir. Dia juga membantah klaim ormas menarik parkir secara sukarela menurutnya ada tarifnya Rp2000. Dan jika ramai maka setor ke Bappenda.

“Dan saya tidak memberikan ke ormas ya. Surat tugas yang saya berikan nggak banyak kok hanya beberapa Indomaret dan Alfamart saja. Sebenarnya baru dalam uji coba, ingat itu kita baru dalam uji coba untuk mengetahui berapa potensi yang bisa digali,” tegasnya.

Lihat juga...