ASEAN tak Bahas Isu Oposisi Kamboja

JAKARTA – Rencana kepulangan pemimpin Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) ke negaranya, tidak dibahas di dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Pendiri CNRP, Sam Rainsy, dan wakil ketua partai tersebut, Mu Sochua, telah dilarang masuk ke Thailand dan sempat ditahan di Malaysia, dalam upaya mereka kembali ke Kamboja untuk apa yang disebut Mu Sochua, sebagai “upaya untuk menyelamatkan demokrasi negara yang terancam”.

Pada Kamis, Mu Sochua menulis melalui akun Twitternya, bahwa Sam Rainsy telah tiba di Jakarta dan akan bertemu dengan anggota DPR Indonesia.

“Di ASEAN kami tidak pernah bahas isu ini. Dia (Sam Rainsy) datang sebagai individu, ya sama seperti individu yang lain bagi kita (Indonesia) karena kan ada paspor dan visa,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Jose Tavares, dalam ASEAN Diplomatic Gathering: Update from the Region di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Menurut Jose, sejauh ini pemerintah Kamboja juga tidak menyampaikan permintaan pelarangan anggota partai oposisi itu di dalam forum-forum ASEAN.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam menyikapi isu ini, negara-negara ASEAN tetap mengacu pada prinsip nonintervensi, yakni tidak mencampuri urusan dalam negeri dan kedaulatan suatu negara.

Isu dalam negeri yang kemudian dapat diangkat ke forum ASEAN adalah isu yang memengaruhi stabilitas dan perdamaian di kawasan, di antaranya isu Rakhine State di Myanmar.

“Seperti Myanmar kan kita ikut bantu juga. Kita lihat isu mana yang bisa memengaruhi perdamaian dan stabilitas. Tetapi kalau ada orang berkunjung ke sini, apa kaitannya dengan (prinsip) nonintervensi,” kata Jose.

Lihat juga...