Angin Kencang Landa Selat Sunda, Nelayan Istirahat Melaut
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Alat tangkap yang diperbaiki diantaranya jaring cumi, pancing rawe dasar dan melakukan pencucian keranjang atau cekeng untuk wadah teri. Awal November yang dikenal sebagai musim teri dan cumi menurutnya terkendala oleh cuaca buruk.
Sejumlah nelayan yang istirahat melaut saat cuaca buruk bahkan terpaksa harus ronda malam. Rutinitas ronda malam hingga sepekan ke depan dilakukan menjaga bagan congkel tidak mengalami putus tali tambat atau berbenturan. Sebagai antisipasi benturan sejumlah kapal bagan congkel diberi tambahan ban dalam mobil meredam benturan.
“Kami juga harus waspada karena gelombang besar bisa membuat air laut masuk ke badan kapal,” tutur Ahmad.
Pada kondisi normal Ahmad mengaku ia bisa mendapat hasil tangkapan ikan teri hingga 50 cekeng atau sekitar 750 kilogram. Saat hasil tangkapan melimpah ia bahkan bisa mendapatkan lebih dari 70 cekeng atau lebih dari 1 ton ikan teri yang berat per cekeng mencapai 15 kilogram.
Selama angin kencang, gelombang tinggi ia memastikan nelayan sedang paceklik hasil tangkapan.
Cuaca buruk di perairan Selat Sunda yang berimbas gangguan bagi nelayan tangkap diakui Edi Setiawan. Sebagai salah satu nelayan bagan congkel ia memastikan akan istirahat hingga pekan pertama November.

Sebab cuaca buruk di Selat Sunda berpotensi mengganggu aktivitas nelayan bagan congkel dan kapal-kapal penyeberangan. Sejumlah pemilik bagan apung di wilayah Bakauheni sebagian memilih memperkuat jangkar agar tidak terbawa arus.