Ahli: Aktivitas Manusia Berpotensi Sebarkan Bahan Radioaktif
Editor: Koko Triarko
Salah satu contohnya adalah penggunaan perunut radioaktif ekstrinsik, yang mirip dengan senyawa yang akan diamati untuk mendeteksi bioakumulasi di ekosistem lautan.
“Perunut aktif Merkuri 203 (Hg-203) diimplementasikan pada studi bioakumulasi Hg+2, untuk memperoleh data kemampuan bioakumulasi yang masuk dalam perairan laut,” jelas Heny.
Nilai kemampuan bioakumulasi atau Bioacumulation Factor – BF inilah, menurut Heny, yang akan menentukan baku kualitas perairan dan daily intake konsumsi produksi perikanan.
“Atau penggunaan radiotracer Cromium 51 (Cr-51) pada bioakumulasi Cr oleh kerang Anadara inequevalvis dan kerang hijau Perna viridis,” ucap Heny.
Heny menjelaskan, bahwa Indonesia saat ini sudah siap dalam mengaplikasikan studi radioekologi. “Dan fungsinya bukan hanya terkait pada prapembangunan PLTN saja, tapi juga mampu menyentuh monitoring lingkungan, bioakumulasi dan kajian risiko. Termasuk untuk menyusun base line data nasional terkait radioaktivitas di perairan laut,” pungkasnya.