Tingkat Pendidikan di Sikka Memprihatinkan
Editor: Koko Triarko
MAUMERE – Tingkat pendidikan warga di kabupaten Sikka masih sangat memprihatinkan, dan perlu mendapatkan perhatian serius. Saat ini, nasib 44 SD di seantero kabupaten Sikka bahkan terancam tutup, karena kekurangan murid. Selain itu, banyak guru terutama guru SD, termasuk di sekolah negeri yang hanya berstatus honor komite. Pendapatan yang diterima pun hanya Rp100 ribu hingga Rp300 ribu sebulan.
“Kondisi ini sangat memprihatinkan, sehingga saat menjabat ketua DPRD Sikka saya meminta pemerintah memberikan honor daerah sebesar Rp500 ribu per guru,” kata Rafael Raga, mantan ketua DPRD Sikka, Kamis (10/10/2019).
Dikatakan Rafael, selama kurun waktu 3 tahun sejak 2015, setiap tahun terus ditambah sebanyak 250 guru. Hingga 2017, sudah ada 750 guru honor komite yang mendapat tambahan honor daerah sebesar Rp500 ribu per orang.
“Memang masih sekitar seribu lebih guru honor komite yang belum mendapatkan tambahan honor dari APBD II Sikka. Hal ini perlu mendapatkan perhatian pemerintah,” ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, mengatakan, pemerintah menginginkan pendidikan dasar di kabupaten Sikka harus baik, dengan predikat memuaskan dan bila perlu sangat memuaskan.
“Di Sikka, 60 persen penduduk berpendidikan SD ke bawah. Makanya, harus ada peningkatan dari tahun ke tahun. Selama kami memimpin, kita harus masuk lima besar di NTT,” katanya.
Robi, sapaannya, menegaskan akan mengawal pendidikan di kabupaten sikka, baik pendanaan dan manajemen sekolah.