Sensasi Magis Kubur Batu di Ratenggaro Sumba Barat Daya
JAKARTA – Sumba Barat Daya, tidak hanya memiliki keindahan alam pantai nan menawan. Namun, juga menyimpan kekayaan kisah budaya yang menarik untuk disambangi. Desa Adat Ratenggaro, yang terletak di dekat bibir pantai wilayah Desa Umbu Ngedo, Kecamatan Kodi Bangedo, berjarak kurang lebih 40 kilometer dari Tambolaka yang merupakan pusat kota setempat.
Sayangnya, blum ada transportasi umum untuk mencapai ke daerah tersebut. Pengunjung harus menyewa kendaraan dari Tambolaka. Akses jalanan dari Tambolaka menuju Ratenggaro yang cukup baik. Kondisi jalan sudah beraspal dan terpelihara baik, sehingga perjalanan dapat ditempuh dalam waktu 1,5 hingga dua jam saja.
Memasuki kawasan Desa Adat Ratenggaro, akan disambut jajaran kuburan batu besar mirip menhir, lengkap dengan ukiran tatah aksara kuno. Ratenggaro memiliki arti yaitu Rate yang berarti kuburan, sedangkan Garo yang artinya orang-orang Garo.
“Ada sekitar 300-an kubur batu di atas (Desa Adat Ratenggaro), kalau di bawah sini (dekat pantai Ratenggaro) ada tiga, tiga-tiga ini memiliki kedudukan khusus dulunya, makanya batu makamnya besar-besar dan ukirannya bagus,” kata Samuel, salah seorang warga Kodi Bangedo.
Desa yang berudara sejuk meski matahari bersinar terik itu, terdiri dari deretan rumah adat yang disebut Uma Kelada, yakni rumah panggung empat tingkat dengan ciri khas menara menjulang tinggi mencapai 15 meter. Atapnya terbuat dari jerami dan tinggi rendahnya atap dibuat berdasarkan status sosial.
Lantai paling bawah digunakan sebagai tempat hewan peliharaan, tingkat kedua adalah tempat pemilik rumah tinggal bersama, tingkat ketiga adalah tempat untuk menyimpan hasil panen. “Paling atas tempat untuk meletakkan tanduk kerbau sebagai simbol tanda kemuliaan,” kata Samuel.