Mewaspadai Fenomena “Fellow Traveller” di Indonesia

Menurut Mahpudi, buku Fellow Traveller karya Soetoyo NK –seorang tentara tapi bukan sembarang tentara, peneliti yang luar biasa dengan studi sangat mendalam tentang PKI– merupakan buku kumpulan riset tentang bagaimana sejarah ideologi komunis masuk ke Indonesia sampai pada perkembangan terakhir.

“Memang kalau kita bicara Partai Komunis kan tidak akan pernah kita temukan, tetapi usefull idiot-nya, fellow traveller-nya begitu banyak bertebaran di sekitar kita. Inilah yang harus kita waspadai. Kita harus kenali ciri-ciri mereka,” tandas Mahpudi seraya memerinci ciri-ciri fellow traveller.

Pertama, selalu tidak pernah mengaku salah. Orang-orang PKI sampai sekarang, kata Mahpudi, tidak pernah mengakui melakukan kudeta, melakukan pemberontakan baik tahun 1948 maupun 1965.

Yang kedua, selalu menyalahkan orang lain. Dijelaskan Mahpudi, dalam banyak kasus bisa kita lihat. “Mereka cenderung mengatakan yang bersalah adalah para santri, para ulama. Yang harus meminta maaf kepada mereka adalah kita umat beragama yang dituduh membantai, melakukan pembunuhan massal pada tahun 1965-1966,” tuturnya.

Padahal, lanjut Mahpudi, semua tahu yang memulai pembantaian, pembunuhan massal itu siapa? Orang-orang komunis. Tapi mereka berusaha meminimalir.

Ciri Ketiga, selalu melempar kesalahan kepada orang lain. Apa yang terjadi ketika G 30 S/PKI berlangsung, sudah jelas-jelas itu adalah sebuah kudeta. Sidik semua lengkap, hasil wawancara khusus ada, hasil persidangang ada, semua lengkap. “Tapi yang terjadi di media massa seolah-olah menyalahkan Pak Harto yang jelas-jelas berhasil mematahkan dan menggagalkan upaya mereka,” ungkapnya.

Lihat juga...