Hujan tak Merata, Sawah Kering Jadi Perkebunan Semangka
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
Petani Bayang lainnya, Zulfikar, mengatakan, selama ini tanaman buah semangka diyakini memiliki hasil produksi yang dapat dibanggakan. Hal ini dikarenakan hasil produksi buah semangka sangat diminati oleh konsumen lokal, maupun luar daerah, dengan harga bervariasi berkisar sekitar Rp2.000 sampai dengan Rp3.500 per kilogram.
“Harga-harga itu ya sesuai dengan kualitas semangkanya. Semakin bagus, semakin tingginya harganya. Untuk menghasilkan semangka yang bekualitas, perlu dilakukan perawatan tanaman semangka yang lebih baik,” ungkapnya.
Di Pesisir Selatan ini, daerah atau kecamatan yang melakukan alih fungsi lahan terbanyak dilakukan di Kecamatan Bayang, Kecamatan Lengayang, Sutera, IV Nagari Bayang Utara, Linggosari Baganti, IV Jurai, Ranah Pesisir, dan Basa IV Balai Tapan.
Sementara itu, Kepala Bidang Holtikultura Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Pesisir Selatan, Armijon, menyebutkan pada luas lahan yang diolah warga untuk menjadi lahan tanaman semangka mencapai 552 hektar, dengan luas lahan yang panen sebesar 543 hektar. Dari luas lahan itu, ditargetkan pada setiap tahun jumlah lahan produksi juga meningkat dan hasil panennya juga meningkat .
Dengan luas lahan yang diolah tersebut hasil produksi yang bisa dihasilkan sebanyak 10.900 ton dengan rata rata hasil setiap hektarnya adalah 20 ton. Dengan nilai jualnya Rp5.000 sampai Rp6.000 per kilogramnya untuk hasil panen kualitas baik berkisar 5 kilogram ke atas, atau untuk kelas ampera (berat semangka kurang 3 kilogram dengan harganya Rp2.500 per butirnya.
“Jenis semangka yang dikembangkan petani ini ada semangka Inul, semangka Black Orange, dan semangka biasa. Namun petani banyak mengembangkan semangka Inul, karena jenis semangka ini adalah semangka tanpa biji, dan hasil panen setiap bijinya cukup berkualitas bisa mencapai berat 10 kilogram hingga 12 kilogram per bijinya,” jelasnya.