SANTIAGO – Pemerintah Chile akan memperpanjang status darurat militer di kota-kota utara dan selatan, kata Presiden Sebastian Pinera, pada Minggu (20/10) malam. Perpanjangan darurat militer diterapkan, setelah tujuh orang tewas dalam bentrokan yang disertai kekerasan serta serangan pembakaran pada akhir pekan.
“Kita sedang berperang dengan musuh kuat, yang tak ragu menggunakan kekerasan tanpa batas,” kata Pinera, dalam pernyataan yang disiarkan televisi di markas besar angkatan bersenjata di Santiago.
Pinera memastikan, bahwa pemberlakuan darurat militer, yang ia umumkan pada Sabtu (19/10) malam, dengan mengerahkan militer ke jalan, akan diperpanjang di berbagai ibu kota di kawasan utara dan selatan.
Aksi-aksi demonstrasi di negara itu dipimpin oleh kalangan mahasiswa dan telah bergulir sejak dua pekan lalu. Mereka memprotes kenaikan tarif transportasi umum.
Pinera mengatakan, layanan metro dan bus di Santiago akan beroperasi sebagian pada Senin, demikian pula dengan rumah sakit dan beberapa sekolah serta gereja.
Ia meminta rakyat Chile untuk bersatu dan saling membantu sesama tetangga, untuk menjalankan kegiatan sehari-sehari serta saling memastikan satu sama lain dalam keadaan aman.
“Besok kita akan menghadapi hari yang sulit,” katanya. “Kita sadar, bahwa (para pelaku kerusuhan) punya kemampuan melakukan pengaturan, logistik, mirip dengan yang dimiliki organisasi kejahatan,” katanya.
Menteri Dalam Negeri, Andres Chadwick, mengatakan dalam konferensi pers di Santiago pada Minggu malam, bahwa keputusan untuk memperpanjang status darurat militer diambil di tengah “peningkatan kekerasan dan vandalisme.”