BNPT: Ancaman Nonfisik Radikalisme tidak Kelihatan

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), siap membantu PT Pertamina (Persero) untuk melakukan identifikasi ancaman nonfisilk paham radikalisme.

BNPT dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat, mengungkapkan, paham radikal terorisme telah menyebar ke berbagai lapisan masyarakat hingga ke pemerintahan, tidak kecuali perusahaan pelat merah yang dimiliki oleh negara. Karena itu, PT Pertamina (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perlu meningkatkan kewaspadaannya.

“Saya harap setelah ini kita bisa berbenah, melakukan identifikasi bila ada pegawai Pertamina yang dalam tanda kutip memiliki paham itu (radikal terorisme), sehingga bisa segera diberikan treatment-nya,” kata Kepala BNPT, Suhardi Alius, saat memberikan pencerahan tentang radikalisme dan terorisme kepada para direksi Pertamina di Jakarta, Kamis (10/10).

Suhardi mengatakan, bahwa saat ini Pertamina telah menjalin kerja sama dengan TNI untuk mengatasi ancaman terorisme secara fisik, tetapi belum ada untuk mengatasi ancaman nonfisiknya.

“Ancaman nonfisik ini kan tidak kelihatan, pikiran orang kan kita tidak tahu. Bisa saja ada internal, katakanlah pegawai yang sudah terpapar bisa saja berbuat hal-hal yang merusak Pertamina dari dalam. Oleh sebab itu, kami berikan pemahaman kepada direksi Pertamina dan jajarannya, agar lebih aware,” tutur mantan Kabareskrim Polri tersebut.

Selain itu, Suhardi juga menyampaikan tahapan-tahapan yang perlu diwaspadai dari seseorang yang terindikasi terpapar radikalisme.

“Harus dipetakan bagaimana kondisi personel dan lingkungannya, kemudian untuk rekrutmen ke depan harus ada tes yang menyatakan, bahwa mereka bersih dari paham semacam itu. Dengan demikian, bisa mendapatkan pegawai-pegawai di BUMN yang betul-betul baik,” ujar Suhardi.

Lihat juga...