Pertahankan Mutu, Kunci Bertahannya Pandai Besi di Binakal
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
BONDOWOSO — Seiring laju zaman, usaha rumahan pandai besi masih terus bertahan, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Mereka mampu bersaing dengan produk subtitusi serupa yang dihasilkan oleh industri besar.
Mashudi, warga Dusun Masjid di Desa Binakal, Kecamatan Binakal, Bondowoso menyebutkan, membuat sebuah kerajinan memang susah dan dibutuhkan pekerja yang benar-benar tekun dan teliti.
“Saya menjaga kualitas karena khawatir mengecewakan konsumen jika produknya tidak sesuai yang diharapkan,” papar salah satu pelaku usaha pandai besi kepada Cendana News, Selasa (3/9/2019).
Disebutkan, tantangan utama bukan sekedar kompetitor asing, tapi mencari tenaga kerja yang sesuai dan dapat menjaga mutu agar bisa bersaing.
Hasil produksi usaha milik Mashudi tidak hanya di pasar tradisional di Bondowoso, bahkan bisa menembus berbagai kota.
“Kadang komunitas penggemar motor CB, pesan rem cakram yang tipe klasik ke kita. Kita juga bisa pasarkan ke beberapa kota di Jatim seperti Jember, Lumajang dan Situbondo,” papar Mashudi.
Karena sudah cukup punya nama, pesanan selalu ada. Dalam sebulan, dia bisa memperoleh penghasilan bersih antara Rp3 juta hingga Rp5 juta.
“Kunci sukses dalam usaha seperti ini adalah kita harus mempertahankan kualitas,” sebutnyanya.
Sementara itu, terdapat sekitar 40 UMKM Pandai Besi di Desa Binakal. Kebanyakan, mereka menjalankan usaha ini turun temurun. Di kalangan UMKM Pandai Besi, Mashudi termasuk yang cukup senior dan kerap mendapatkan beberapa penghargaan, baik dari Pemkab Bondowoso maupun Pemprov Jatim.
“Kalau saya sudah dari kakek menjalankan usaha pandai besi, sejak tahun 1980-an,” 1980-an,” kata Mashudi.