Menikmati Kelezatan Alami Teripang dan Tutut ala Pantai Minang Rua

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

LAMPUNG — Musim surut terjauh di pantai Minang Rua, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni menjadi berkah bagi warga dengan mudahnya mencari bahan makanan laut. Di antaranya beberapa jenis kerang tetala yang menempel di batu karang, matabungo atau keong, lumai atau anggur laut, teripang atau suwala dan tutut atau sioh.

Yunus, warga Minang Rua menyebutkan, saat surut terjauh air laut dari bibir pantai mencapai 40 meter. Fenomena yang terjadi tergantung bulan tersebut dimanfaatkan untuk memancing ikan karang dan sejumlah kerang.

Yunus dibantu anak anak di Dusun Minang Rua mencari teripang dan tutut di pantai Minang Rua Desa Kelawi Kecamatan Bakauheni Lampung Selatan, Sabtu (21/9/2019). Foto: Henk Widi

Saat laut surut kedalaman air di wilayah tersebut hanya mencapai mata kaki. Bermodalkan pisau, golok atau tangan kosong warga bisa mendapatkan bahan makanan dengan mudah.

“Kegiatan mencari sumber makanan alami dari tepi pantai sudah turun temurun kami lakukan dengan cara tradisional terutama saat surut air laut terjauh,” ungkap Yunus saat ditemui Cendana News, Sabtu (21/9/2019) sore.

Proses mengumpulkan teripang disebutnya harus dengan kejelian. Sebab kerap ditemukan pada pasir ditandai dengan aliran air.

Selain teripang yang ada di hamparan pasir, ia dan anak anak bisa mendapatkan tutut. Tutut mudah diperoleh pada sela sela karang berpasir karena memiliki bentuk kerucut. Setelah diperoleh teripang yang seperti mentimun laut berbulu dibersihkan dengan cara dikerok.

Setelah dikerok teripang bisa dikonsumsi langsung atau diberi tambahan sambal seruit dari belimbing wuluh dan cabai.

Lihat juga...