Mengatasi Karhutla dengan Menjaga Keseimbangan Hidup

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Pendekatan humanis kembali dilakukan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo untuk mengingatkan dan mengajak kembali kepada masyarakat menjaga keseimbangan hidup. Di antaranya menjaga kehidupan antara manusia dan Tuhan, sesama manusia, serta manusia dan alam.

“Bencana alam seperti gempabumi di Jambi relatif sedikit dan belum ditemukan adanya potongan sesar gempa di Jambi. Namun, bencana yang terjadi adalah bencana non alam seperti Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang diakibatkan ulah manusia dan akibat musim kemarau panjang selama dua bulan lebih di Jambi. Salah satunya permukaan gambut menjadi kering, hingga mudah terbakar,” kata Doni di Masjid Seribu Tiang/Masjid Agung Al Falah, Kota Jambi, Senin (23/9/2019) lewat keterangan tertulis BNPB.

Berbeda dari tahun sebelumnya, kata Doni yang terjadi juga kebakaran, tapi relatif mudah dipadamkan, karena lahan gambut masih basah. Tahun ini boleh dibilang hampir sama dengan tahun 2015 kebakarannya. Karena lahan gambut relatif kering, tercatat 2,6 juta hektar terbakar di tahun 2015. Di tahun 2019 ini sudah 328 ribu hektare lahan gambut terbakar, sifat lahan gambut habitatnya basah dan tidak boleh kering, karena merupakan fosil batu bara muda yang mudah terbakar.

“Presiden menugaskan saya untuk memprioritaskan daerah-daerah yang belum turun hujan. Kita bekerja dengan baik, dan berdoa untuk memadamkan api bersama,” ujarnya.

Kepala BNPB menganjurkan kepada warga untuk bertani, beladang, berkebun tidak lagi membakar. Aturan yang memperbolehkan membuka lahan dengan cara membakar harus perlu izin. Hal yang perlu diperhatikan adalah membuka lahan di areal gambut, yang berbahaya jika kering, api langsung menjalar. Hal ini yang harus diperhatikan oleh masyarakat agar api tidak membesar.

Lihat juga...