Masih Berduka, BEM Nusantara Pilih Tunda Pertemuan dengan Jokowi
SURABAYA — Koordinator Jawa BEM Nusantara, Cahya Nugeraha Robimadin, menyatakan pihaknya memilih menunda undangan dialog dari Presiden RI Joko Widodo karena masih berduka atas tewasnya dua mahasiswa dari Universitas Halu Oleo Kendari.
Cahya Nugeraha saat dihubungi di Surabaya, Jumat mengatakan pihaknya memilih menunda dialog dengan presiden karena berduka atas meninggalnya Randi (21) dan Muhammad Yusuf Kardawi (19) usai terlibat bentrok antara mahasiswa dan polisi di sela demonstrasi di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara.
“Masing-masing aliansi tentu punya sikap. Di BEM Nusantara dan juga BEM Unesa bukan menolak, tapi menunda. Belum waktunya lah, karena lagi berkabung. Kawan UHU itu termasuk BEM Nusantara juga. Jadi BEM Nusantara belum bisa bertemu (Presiden),” ujarnya.
Cahya Nugeraha yang juga Presiden BEM Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu menyatakan, tidak ada syarat khusus yang diajukan BEM Nusantara untuk berdialog dengan Jokowi.
Namun, kata dia, dari hasil koordinasi dan juga masukan-masukan dari internal, pihaknya menyatakan belum bisa memenuhi undangan tersebut.
“Tidak ada syarat khusus dari BEM Nusantara. Kebetulan tadi malam kami sudah koordinasi dengan pengurus pusat di BEM Nusantara dan juga masukan dari kawan-kawan, kami belum bisa memenuhi undangan presiden,” ucapnya.
Dia menginginkan presiden fokus menyelesaikan apa yang menjadi aspirasi dari mahasiswa dan masyarakat melalui unjuk rasa di berbagai daerah beberapa hari ini sebelum bertemu dengan BEM Nusantara.
Mengenai meninggalnya dua rekannya, Cahya Nugeraha ada kepedulian Jokowi atau pemerintah pusat kepada keluarga dari Randi dan Muh Yusuf Kardawi.